2018, kali pertama aku menginjakkan kaki di Tokyo, Jepang.
Waktu itu aku pergi untuk sebuah konferensi. Begitu berharga pengalamannya, karena itu pertama kali aku terekspos dengan lingkungan akademik full Bahasa Inggris, kebanyakan native speaker.
Selama menempuh pendidikan formal di Indonesia, aku selalu berbahasa Inggris dengan sesama rekan yang bahasa ibu-nya adalah Bahasa Indonesia juga. Pengalaman di Jepang ini berbeda. Aku sering ga paham mereka ngomong apa.
Di satu hari selama di Tokyo saat itu, aku pernah menangis sejadi-jadinya. Karena aku kadang ga ngerti, dan mereka juga ga ngerti aku wkwk. Sekarang diinget-inget lagi, itu pengalaman yang luar biasa mengubah aku. Rasa percaya diriku justru makin tinggi karena aku beraniin diri untuk selalu ngomong walau salah
Hanoi, 2024. Aku merasakan hal yang sama lagi. Kali ini dengan aksen Australia. Cape aku, beneran deh. Cape belajar aksen beda-beda. Dulu aksen Amerika, British, sekarang Australia yang beda lagi. Aku kadang ga nangkep jokesnya.
Tapi, you know what? Gapapa! Tetep baik, tetep dengerin, tetep semangat, karena sejatinya aku mengizinkan diriku untuk, tanda kutip, “mulai dari awal lagi”. Belajar emang begini rasanya. Ga enak. Gengsi takut dikira bodoh.
Tapi aku udah ditempa sejak 6 tahun lalu di Jepang. Aku ga nangis lagi. Aku ga mempertanyakan self-worth ku lagi hanya karena aku ga ngerti dikit-dikit. Along the way, aku pasti ngerti dan nangkep.
Ga cuma masalah bahasa, masalah penampilan juga. Aku merasa diriku sudah baik, sudah cantik, dan tentunya paling penting: sudah sehat! Aku menjaga makanku, aku olahraga, aku pokoknya senang lihat diriku yang sehat dan rajin merawat diri.
Sampe akhrinya, boom!
Temen-temenku cantik cantik banget. Baik semua. Definisi beauty brain behavior. Ngakak juga orang-orangnya. Jenaka, humornya asik, menarik. Aduh, jadi ga pede aku. Tapi kenapa aku bandingin diriku sama mereka? Aku juga cantik!
Dan yang paling penting, kita semua hebat! Kita sama-sama punya profil yang menarik, di musik, di akademik, di bidang-bidang lain. We all got crowns.
Aku mengerti aku boleh merasakan ini. Ini valid. Merasa kecil, merasa belum cukup, tapi aku juga tahu aku udah sejauh ini, udah bisa sampai ke sini, di titik ini, keliling dunia, merasakan pendidikan terbaik, ketemu orang-orang keren, karena aku berusaha.
Karena aku siapin diri aku, public speaking, kemampuan berbahasa aku, etika profesional, portofolio, semuanya sembari membagi waktu untuk belajar dan kerja.
Di kesempatan lain di masa depan, mungkin perasaan ini muncul lagi sedikit atau banyak. Dan saat itu terjadi, aku harap tulisan ini bisa mengingatkan aku kalau aku memegang teguh mimpi-mimpiku, berusaha sebisa aku, dan aku orangnya ga menyerah. Itu yang membuat aku berharga.
Masalah Bahasa Inggris dan bahasa asing lain (termasuk Bahasa Vietnam yang sekarang lagi aku pelajarin dikit-dikit), well, ngomong aja.
Berani aja.
Kamu bikin salah? Orang juga nanti lupa. Orang ga peduli.
Kalopun mereka ngetawain, ketawa bareng aja. Atau diemin sekalian, dan move forward.
Jangan biarin rasa ga pede membuat kamu jadi berhenti, ya, Angel :)
Comments