top of page
  • Writer's pictureAngel Jauhari

Minimalism: Tentang Mengurangi Pilihan

Updated: Nov 17, 2021

Mau pilih baju, bingung yang mana. Mau nulis di kelas, mikir mau tulis tangan atau ketik laptop.

Tulisan ini pertama muncul di wordpress gue dan dibuat versi audionya di Podcast Sepeda. Enjoy!

Gue sering dibikin bingung sama pakaian dan catatan. Kalau pakaian, masalahnya di mix-and-match. Kalau catatan, bingung mau nulis di medium apa. Buku catetan gue ga cuma satu, e-notes gue ada di Google Keep dan Google Docs. Alhasil, catatan gue berseliweran dan nyarinya ribet sendiriu.

Tulisan ini akan nyeritain:

  • Masalah gue dengan kebanyakan opsi

  • Podcast The Minimalists dan ajakannya untuk ngurangin pilihan

  • After effect yang gue rasain setelah nyoba poin no 2

Kalau pakaian masalahnya cuma pilihan warna. Tapi kalau buku.. duh susah ninggalinnya. Gue punya banyak buku catatan sejak kecil. Kalau ada hal paling konsisten yang pernah gue kerjain, itu adalah bernafas dan nulis di buku. Masuk SMP, kali pertama gue kenal laptop, gue tetap cinta menulis semuanya di buku. Selain karena laptop gue pas itu seberat batako, buku lebih bisa gue gambarin, tempelin foto, pokoknya udah jadi kapsul waktu favorit gue. Tapi, gue jadi pusing karena catetan gue di mana-mana.

Suatu hari di siang bolong, gue iseng nemuin podcast The Minimalists. Sebelumnya gue mau disclaim kalau gue belum bisa disebut minimalist. Gue cuma lagi coba mengaplikasan apa yang minimalism ajarin, dan masih banyak yang harus gue pelajari. Podcast ini lahir tahun 2015, diisi oleh Joshua Millburn dan Ryan Nicodemus. Dari mereka, gue tau kalau minimalism adalah tentang living a meaningful life with less stuffs. Hidup secukupnya, ga berlebih-lebih. Gue dengerin mereka sejak Oktober 2019. Episode favorit gue eps. 218: Minimalist Fashion, ngomongin tentang betapa industri fesyen udah mengelabui kita dengan yang namanya “tren”, dan it is totally important to be wise on our fashion consumption.


podcast The Minimalists

Gue sadar masalah gue adalah pada terbentangnya pilihan-pilihan. Karena itu, gue coba mengurangi pilihan, mulai dari pakaian dan catatan. Untuk fesyen, langkah pertama yang gue lakuin adalah menyortir pakaian layak yang sangat jarang gue pake. Gue dapet 2 kardus dong. Sekardus gue jual murah di Carousell. Sekardus lagi gue kasih ke Mba penjaga kos. Selain itu, gue juga menahan beli baju baru. Kenapa? Karena percuma gue ngurangin baju kalau besoknya lemari gue penuh lagi. Untuk catatan, karena gue suka banget nulis di buku, gue ga bisa membuang pilihan ini. Tapi, gue pake buku untuk nulis cerita harian aja. Misal pas ngajar atau ketemu Mas Pacar. Khusus matkul, gue tulis semuanya di Gdocs dengan pembagian folder yang gue susun rapi. Gdocs ini gue sync di laptop, tablet, dan ponsel gue biar bisa belajar di mana aja.

Hasilnya?

Oktober tahun lalu gue mulai menerapkan perubahan kecil tadi. Tulisan ini dibuat 4 bulan kemudian.

Gue merasa hari-hari gue lebih efisien. Lemari gue terlihat lebih spacy dan itu menyenangkan ya ternyata! Kalau buku, gue masih suka khilaf nyampur catetan, tapi malemnya gue rapihin lagi ke 1 Gdocs. Oh iya gue pernah ikut tes cara belajar dan hasilnya gue emang lebih nangkep kalau nulis dibanding denger atau nonton. Sekarang, mencatat terasa lebih nikmat karena ga ada lagi catatan berantakan dan Gdocs gue beneran compact. Yipi.

45 views0 comments
bottom of page