top of page
  • Writer's pictureAngel Jauhari

Mengajar di BETIS FASILKOM UI

Updated: Apr 1, 2022

BETIS adalah Bimbingan Belajar Gratis, sebuah acara tahunan dari BEM FASILKOM UI yang menyediakan fasilitas berupa bimbel gratis untuk persiapan SBMPTN, dan diperuntukkan bagi siswa kelas 12 serta alumni (terutama yang keadaan ekonominya sedang tidak baik) melalui beberapa tahap seleksi.


Disclaimer: tulisan ini dibuat pada 2017 dan sebelumnya dimuat di blog ini.


Selain menyeleksi calon peserta dari berbagai daerah, ada pula seleksi untuk calon pengajar yang sifatnya voluntary dan terbuka untuk mahasiswa se-UI. Tahun ini, aku mendaftar sebagai pengajar Bahasa Inggris. Tahap seleksinya terdiri atas tes akademik, wawancara, dan simulasi mengajar yang akan aku ceritakan di bawah ini.


Tahun ini BETIS diikuti oleh kurang lebih 150 siswa dan alumni, dari Jabodetabek sih, katanya. Tapi ternyata ada pula yang dari Bengkulu. Untuk pengajar Bahasa Inggris sendiri jumlahnya ada 4, salah satunya aku. Yey hehe.


Nah, awal aku tau BETIS itu dari informasi yang di-share oleh salah satu temen yang juga jadi panitianya. Pagi itu aku daftar bareng sama Afni, temen yang aku kenal sejak ikut Brigade UI. Dia daftar jadi guru Matdas dan Matipa (kita bisa milih 2 pilihan). Calon pengajar diinstruksikan untuk masuk ke sebuah ruangan. Di sana, kami dikasih latihan soal yang tipe-tipenya mirip SBMPTN. Semua tahap seleksi dilakukan di hari yang sama. Jadi, setelah isi tes tulis, aku langsung mengikuti sesi wawancara. Di sesi wawancara, pertanyaan yang mencuat itu seputar motivasi mengikuti BETIS, kesibukan sekarang, SWOT analysis, dan sisanya mengalir gitu aja.


Lanjut ke tahap terkahir: Simulasi mengajar! Ini bagian paling seru!

Jadi aku mempraktikkan gaya mengajarku di depan temen-temen panitia. Ceritanya mereka pilih salah satu soaldari tes tulis tadi, terus aku tinggal berdiri dan jelasin gimana aku jawab soal tersebut.


Nah di sini aku banyak menerapkan cara mengajar dosen aku di Ilmu Komunikasi sekaligus juga coba apply teori-teori Komunikasi yang pernah dipelajari di kelas. Waktu itu juga panitianya (yang namanya si Bintang sama si Ojan) sok-sokan nanya gitu. In a sudden! Huah, aku ga nyiapin apa-apa buat kasih jawaban yang super. Akhirnya aku jawab dengan, "Yak, pertanyaan yang bagus!" Padahal dalem hati, aku sambil mengulur waktu untuk berpikir mau mulai jawab dari mana. Hehe.


Oh iyaa.. Dan hasilnyaaaa aku diterima!





Grand Launching akhirnya dilaksanakan tanggal 15 April 2017. Saat itu agendanya adalah menyambut temen-temen BETIS yang terpilih sebagai siswa. Ada juga sesi kenalan dengan pengajar, mentor, juga alumni BETIS tahun sebelumnya yang sekarang udah kuliah. Seru deh pokoknya!


Nah. Untuk pengajar sendiri, nanti dibuatkan jadwal yang menyesuaikan sama kesibukan kita. Waktu daftar BETIS, kesibukan utama aku di kampus selain kelas adalah ikut les iBT Preparation di Lembaga Bahasa Internasional (LBI) UI. Yap, aku les Bahasa Inggris, makanya berani daftar ngajar Bahasa Inggris! Intermezzo sedikit, di LBI pun aku dapet pengajar yang super seru, chatty, humble, yang aku jadiin role model saat ngajar di BETIS. He is Mr. Raymond!

Aku dapet 6x giliran ngajar, dengan rincian 2 hari x 3 pertemuan per hari: pagi, siang, dan menjelang sore. Mekanisme kelasnya mirip di tempat les. Datang, berdoa, belajar, kadang cerita-cerita, kadang juga diselingi kuis (yang aku buat sendiri) + hadiah kecil seperti oreo atau stiker, dan selesai. Pengayaan bisa dilakukan via aplikasi chat. Untuk soal, kunci jawaban, pembahasan, bahkan TO, semua sudah dipersiapkan panitia.

Menurut aku ada banyak hal menyenangkan yang bisa aku dapetin dengan ikutan BETIS. Apa aja tuh?


1. Pengajar dikasih modul dan kurikulum mengajar

Sebagai relawan pengajar, aku khawatir kalau-kalau di setiap pertemuan itu bahan ajarnya masih belum jelas. Tapi di BETIS, modul dan kurikulumnya udah cukup jelas untukku. Selain itu, aku tetep dikasih kebebasan untuk bikin kegiatan kelas atau kuis sendiri karena pembagian waktunya juga ga terlalu strict.

2. Tahun ini sponsornya Zenius!

OMG, Zenius! Itu lho yang ada suaranya Bang Sabda idolaku.  Kebetulan aku juga zeniusan sebelum masuk UI. Seneng banget sih bisa kedatangan Zenius. Enaknya buat BETIS, soal dan kunci jawaban udah tersedia. Jadi, pengajar nanti dikasih AKUN PREMIUMNYA ZENIUS SECARA CUMA-CUMA. Saat tulisan ini dibuat, kita harus bayar sejumlah uang untuk bisa akses konten Zenius sepuasnya. Pengajar bisa belajar dari situ sebagai persiapan menjelang KBM.

3. Ga punya murid, melainkan temen

Sejak awal aku bilang ke temen-temen (peserta didik), kalau aku ga lebih superior dari mereka. Kami semua derajatnya sama, karena ya sama-sama pencari ilmu dan pemimpi dengan cita-cita yang tinggi. Gimana ga tinggi, coba? Setiap aku tanya mau masuk mana, temen-temen akan jawab "UI, ITB, UGM, IPB, dan kampus besar lainnya". Karena kami temen, proses KBM juga mengalir lebih akrab. Dan, selain di kelas, hubungan kami juga terjaga lewat sosmed. Dengan membangun keakraban, aku sih ngerasain banget respon yang peserta didik kasih itu cenderung positif.

4. Kelas yang ramping

Isi kelas ada 20 orang. Buat aku itu ga terlalu banyak, pun ga terlalu sedikit. Ditambah lagi, isi kelasnya adalah anak-anak pilihan yang datang dengan motivasi kuat. Kebayang kan gimana enaknya sharing ilmu sama yang punya niat tinggi? Bukan yang asal datang les aja, hihi. Yah, terkadang motivasi juga berasa naik-turnunnya. Tapi setidaknya, atmosfer belajar yang diciptakan oleh BETIS bisa bikin niat belajar dan mengajar jadi lebih stabil :) Itu sih yang aku rasain.

5. Panitia yang baik banget

Mulai dari pertama seleksi sampe akhir acara, BETIS ngenalin aku sama yang namanya Hanifa. Ada juga Ojan dan Mail. Mereka bukan hanya ramah, tapi juga memastikan kalau para relawan pengajar dapet modul lengkap, jadwal ngajar yang sesuai, juga makanan enak! Terima kasih untuk rangkaian acaranya dan semua bentuk apresiasi yang membuat aku merasa sangat dihargai di sepanjang prosesku di sini.

7. Beda aja

Nambah temen pastinya. Pengalaman, jelas. Dan bisa bikin kamu, yang biasanya cuma main di fakultas, merasa punya lebih banyak insight karena ketemu lebih banyak orang yang "berbeda". Aku jadi tau gimana budaya di Fasilkom yang beda banget sama FISIP, gimana temen-temen non UI memandang UI sebagai sebuah kampus yang WAH (dan bikin aku inget lagi untuk bersyukur karena udah tahan 2 semester di kampus ini), dan pelajaran hidup seperti waktu baca esai peserta BETIS yang ga punya apa-apa selain punya mimpi untuk kuliah. Ga ada BETIS, ga ada tulisan ini. Hehe. Tapi kenapa BETIS? Kan acara volunteer mah banyak, kali? Beyond it, aku merasa BETIS itu WORTH IT. Ga sia-sia. Yang bikin terharu, yang bisa aku bagi, dan siapa tau menginspirasi, adalah fakta bahwa Afni, Hanifa, juga beberapa panitia dan pengajar BETIS, sebelumnya adalah peserta BETIS juga!


Sebenarnya ada berbagai macam pilihan untuk berkontribusi. Tapi, aku pilih BETIS, dan hingga akhir acaranya, aku ga pernah merasa menyesal bergabung di sini. Katanya, dengan membagi ilmu, itu akan menjadi ladang pahala, bahkan ketika nafas tak lagi berembus. Doa aku, semoga tanggal 13 Juni nanti (pengumuman SBMPTN 2017), Allah kasih yang terbaik untuk semua pejuang BETIS.

84 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page